'We Will Bleed The Movie' Sebuah Perjalanan Band Burgerkill

 



'Burgerkill Will We Bleed The Movie' sebuah film dokumenter dari grup band cadas asal Ujungberung Bandung ini akhirnya resmi diluncurkan. Sebuah film yang menceritakan perjalanan sebuah band yang semula bukan siapa-siapa menjadi band yang terkenal hingga ke luar negeri. 17 tahun, bukan perjalanan mudah bagi Burgerkill.

Film berdurasi kurang lebih 90 menit itu bercerita tentang perjuangan Ebenz cs dengan musik berisiknya. Dimulai dari cerita asal-mula nama Burgerkill, pergantian personel yang terjadi di tubuh band, momen berduka karena ditinggal sang vokalis Ivan 'Scumbag', hingga pencapaian album laris manis hingga manggung di beberapa negara.

Potongan-potongan video yang menceritakan proses rekaman, penampilan mereka di panggung, audisi vokalis baru, hingga perjalanan selama tur yang natural menjadi sisi menarik film ini.

Semua emosi para personel BK terungkap dalam film ini. Mulai dari senang, sedih, suka, duka, hingga potongan kekonyolan mereka yang membuat penonton tertawa.

Dalam film ini, histori perjalanan mereka diperkuat dengan hadirnya beberapa narasumber seperti masing-masing personelnya, mantan personelnya, band-band lain, dan orang-orang yang berkecimpung di dunia musik.

"Ketika almarhum Ivan meninggal, kami ingin mengenang dengan membuat film dari album 'Beyond Coma and Despire'. Tapi saat itu niat saya hanya buat film untuk kami pribadi saja. Walaupun prosesnya lama mulai ngumpulin sejak tahun 2007 lalu, kita punya stok arsip cukup banyak jadi kita milih untuk dijadikan film dokumenter deh," ucap sang gitaris Ebenz.

Seperti halnya perjalanan BK yang cukup berliku, proses pembuatan film ini juga tidak mudah. Ebenz mengaku banyak mengalami kesulitan.

 "Banyak banget kesulitannya (dalam pembuatan film) mulai dari data rusak, kena virus, hard disk rusak, dan pengerjaannya yang memakan waktu 5 tahun. Tapi dengan berbagai macam masalah akhirnya film ini jadi juga," terangnya.

'Burgerkill We Will Bleed The Movie' siap beredar di pasaran dalam bentuk DVD pada 2 Februari 2013 mendatang. Bagi para Begundal, sapaan fans Burgerkill, bisa mendapatkan DVD tersebut dalam dua versi yaitu box set dan standar melalui website resmi band di www.burgerkillofficial.com. Film ini dibuat bukan dengan kamera profesional.

"Ini film pertama saya, saya bikin ini atas dasar ingin membuat sesuatu untuk jadi identitas. Semoga bisa jadi alternatif tontonan untuk industri film Indonesia," harap Ebenz.

Adi Gembel salah satu personel Forgotten sangat mengapresiasi film ini. "Saya merinding, saya kenal banget mereka seperti apa. Ini juga semacam kado buat Ivan. Teman-teman di Ujungberung semua punya mimpi yang sama. Tidak ada yang tidak mungkin," ungkapnya

sumber: detik.com

Macam-Macam Recording

Secara garis besar, recording ( istilah kerennya) bisa dibagi menjadi beberapa kategori. Menurut teknik perekaman dan menurut alat yang digunakan. Menurut alat yang dipakai, rekaman bisa dibagi menjadi dua. Analog dan Digital. Sedang menurut teknik perekaman, bisa dibagi menjadi teknik Live Recording dan Multi Track Recording. Mari kita bahas satu persatu.
1. Rekaman Analog
Rekaman Analog dilakukan dengan menggunakan reel to reel tape. Sistem rekaman ini memerlukan biaya yang besar karena alatnya sendiri juga gak murah. Konon kabarnya kalo reel to reel tape ini harganya ada yang mencapai 200 jutaan. Otomatis, hanya studio besar saja yang punya system ini. Selain harganya yang selangit, system analog ini juga terkenal rumit dan butuh perawatan yang mahal pula. Terlepas dari system yang ribet dan harga yang selangit, cara analog bisa menghasilkan sound lebih tebal dan hangat.
2. Rekaman Digital
Secara garis besar rekaman digital itu adalah system rekaman yang secara langsung dapat mengkonversi sinyal analog dari instrument dan vocal ke dalam format digital. Media perekaman digital ini dapat menggunakan Digital Recorder maupun Komputer. Teknik ini jauh lebih murah dan simpel bila dibandingkan dengan system analog. Cukup sebuah Komputer dengan Soundcard yang memadai dan anda bisa langsung tancap gas. Pada awal teknik ini muncul, praktisi rekaman mengeluhkan tentang kualitas sound rekamannya yang tipis. Tapi sekarang hal itu sudah bisa teratasi dengan munculnya berbagai produk preamp (penguat sinyal) yang bagus di pasaran. Dewasa ini, hampir seluruh studio rekaman baik besar maupun kecil lebih memilih Digital Recording. Karena harganya yang tidak terlalu mahal, Digital Recording ini akhirnya mendorong orang2 untuk membuka Studio Rekaman.
3. Live Recording
Live recording adalah suatu teknik rekaman dimana seluruh player bermain bersama dalam suatu ruangan dan secara bersamaan pula permainan mereka direkam ke media tertentu. Dari segi biaya, teknik ini lebih murah dari multitrack. Beberapa studio besar menetapkan tariff yang sedikit miring untuk live recording. Kelebihan dari live recording adalah kita bisa benar-benar mendapatkan feel dan energi dari lagu yang kita rekam. Sedangkan kelemahannya, permainan kita harus bener-bener perfect. Semua personil dituntut untuk menguasai materi dengan benar. Soalnya dalam teknik ini, apabila salah satu personel melakukan kesalahan, proses rekaman harus diulang dari awal. Oleh karena itu para praktisi rekaman tidak merekomendasikan teknik ini untuk para pemula.
4. Multitrack Recording
Multi Track Recording adalah teknik perekaman dimana masing-masing instrument direkam secara bergantian. Teknik ini pertama dikenalkan oleh Les Paul, kalo tidak salah sekitar taun 60an. Dalam teknik ini, player bisa sedikit santai karena bisa mengulang part-nya berkali-kali. Bahkan dengan keajaiban Digital Multitrack Recording, apabila kita melakukan kesalahan, kita gak perlu mengulang seluruh bagian. Cukup bagian yang salah aja. Jadi teknik ini tidak menguras tenaga, waktu dan biaya. Beberapa studio mulai memperkenalan multitrack ini untuk band pemula yang ingin merekam demonya.

sumber:  namercd.wordpress.com

Tips Bermain Drum Yang Baik

Berikut ini beberapa tips penting dalam bermain alat musik drum dan bagi para pemula, yang baru akan mempelajari alat musik ini, tentunya ini bisa membantu kalian sebelum bermain alat musik ini.
1. Gunakan Ear Plug
Gunakan ear plug (penutup telinga) guna melindungi telinga dari kerusakan dan selalu gunakan pada saat latihan dan tampil.
2. Gunakan Metronome
Biasakan untuk menggunakan metronome setiap kali akan berlatih drum sehingga tempo kamu tetap stabil.
3. Rileks
Rileks, bermain drum jangan tegang dan jangan membuang-buang tenaga, tidak ada gunanya.
4. Sediakan Stick Sendiri
Selalu menyiapkan stick sendiri lebih dari satu pasang jika ingin tampil.
5. Jangan Cepat Puas
Jangan cepat puas dengan ilmu yang telah kalian dapat, teruslah menambah ilmu.
6. Jangan Fanatik
Jangan fanatik pada satu atau dua aliran lagu saja, hal inilah yang dapat menghambat kreatifitas pemain dan membuat permainan kalian menjadi monoton dan membosankan. Cobalah berbagai macam aliran musik dan usahakan kalian dapat memainkan seluruh aliran musik yang ada.
7. Gunakan Feel
Dalam bermainan drum harus melibatkan feel atau harus benar2 dirasakan, jangan asal pukul dan jangan pernah berpikiran bahwa semakin keras pukulan kalian akan semakin bagus. Dan jangan juga berpikir bahwa semakin cepat kalian bermain maka semakin hebat. Tidak juga, kekerasan dan kecepatan tidak ada sangkut pautnya dengan musikalitas.
8. Berlatih Tempo
Berlatih dari tempo yang lambat dan jika sudah sangat terbiasa, tingkatkan temponya perlahan-lahan. Bukankah kalian harus belajar berjalan dulu baru bisa lari. Dan biasakan menggunakan metronome, agar tempo terjaga.
9. Jangan Fokus Dengan Satu Influence
Dengarkan musisi lainnya, jangan hanya terfokus pada diri sendiri, dengarkan yang lain.
10. Jadilah Pemain Drum Kreatif
Jadilah pemain drum yang kreatif, beri variasi pada setiap permainan drum yang kalian dapat. Karena drum masih merupakan sesuatu yang ‘baru’, masih banyak variasi baru yang bisa kalian dapatkan.

sumber: namercd.wordpress.com

Mengapa Perlu Belajar Metronome?

Metronome? Buat kalangan musisi mungkin tidak asing dengan metronome. Tapi apa itu metronome? Kita perlu tahu tentang metronome jika ingin bermain musik. Metronome merupakan alat untuk membantu ketukan kita menjadi teratur di saat bermain musik, metronome berguna bagi semua instrumen musik.
Bagi pemula biasanya wajib menggunakan metronome, mereka yang belum akrab dengan alat ini biasanya kurang disiplin dalam masalah ketukan dan hasil permainannya kurang beraturan dalam mengolah tempo. Sebagai musisi feel kita perlu di asah tidak hanya gaya permainannya saja tapi juga menghafal ketukan agar tempo kita teratur.

Bagi teman-teman yang ingin belajar metronome mungkin ada sedikit tips yang cukup membantu.
  • Siapin alat musik kalian, untuk yang perkusi bisa bermodal stick dan alas untuk memukul. untuk yang bermain gitar atau bass, siapkan alatnya.
  • Latihan yang mudah-mudah dulu aja seperti pemanasan (warming up) dengan menggunakan metronome, lakukan secara rutin.
  • Jika sudah lancar cobalah kuasai teknik-teknik yang kalian tahu dan setelah itu mainkan teknik tersebut dengan metronome agar teman-teman bisa lebih mahir dengan masalah ketukan. Selamat Mencoba.
Mengapa drummer pemula harus menggunakan metronome?  Kebanyakan drummer pemula bermain drum tidak menggunakan ketukan yang benar. Padahal jika dilihat dari tehnik permainan mereka terbilang cukup bagus, begitu juga dengan peralatan yang dimilikinya. Hal ini terjadi karena cara latihan mereka yang salah yaitu tidak pernah menggunakan metronome.
 
Mengapa metronome penting?
Bagi praktisi musik yang telah berkecimpung didunia musik, mereka telah hapal benar dengan yang namaya ketukan, tapi berbeda dengan mereka yang baru belajar drum, sebab pendengaran mereka dan rasa musikalitasnya kurang bagus sehingga tidak dapat membedakan ketukan yang benar atau salah. Tapi jika menggunakan metronome pada waktu latihan, maka alat tersebut mengitung dengan pasti sehingga ketukan drummer tidak lari. Jadi jika tidak menggunakan alat ini maka mereka tidak dapat disiplin soal ketukan. Apalagi jika take drum, akan memakan waktu yang cukup lama untuk drummer tracking bagiannya jika sang drummer tidak akrab dengan yang namanya tempo. Metronome untuk drum biasanya berbentuk electronic, yang dapat diatur sesuai irama dan menimbulkan bunyi . Ada kalanya menggunakan lampu merah yang berkedip. Jadi dengan mengunalkan metronome, ketukan drummer lebih terkontrolkarena jika menggunakan filling mereka suka tidak merasakan bahwa ketukan mereka salah.

sumber: namercd.wordpress.com

Band Asal Italy Vanilla Sky Injakkan Kaki Di Indonesia Juni Mendatang



 
Vanilla Sky band pop punk asal Italy yang beridiri pada tahun 2002, yang telah sukses merilis 6 album dalam sepanjang karir mereka, dimana pada tahun 2002 mereka melepaskan album pertama mereka yang berjudul Play It If You Can't Say It yang di rilis pada tanggal 2 November 2002, Jacopo Volpe drums, Francesco Sarsano bass, Vincenzo Mario Cristi dan Daniele Brian gitar vocal, 4 orang ini telah menempuh perjalanan tour panjang Eropa dan telah sukses di Jepang, siapa sangka yang awalnya hanya untuk project biasa memainkan musik American Punk dan dengan 5 demo yang terjual habis dalam waktu 2 bulan, langsung di lirik oleh indie label Wynona Records, dimana pada tahun 2003 mereka bergabung dengan Wynona dan merilis album split mereka yang berjudul Too Loud For You beberapa pekan setelah bergabung dengan indie label ini.

Pada tahun 2003, Setelah menjalani beberapa tour, mereka pun kembali masuk studio untuk rekaman album pertama mereka di Wynona Records yang berjudul Waiting For Something dimana pada saat itu mereka menghabiskan beberapa pekan bahkan bulan untuk menjalani tour promo album ini. Vanilla Sky pun menjalani dan menjadi pendamping tunggal tour Eropa The Ataris, dan dengan suksesnya album Waiting For Something mereka telah berbagi stage dengan band band seperti Yellowcard, Flogging Molly, Bologna, dan banyak lagi lainnya, dan sebagai bentuk apresiasi dari Wynona Records merekapun merilis ulang EP Play It If You Can't Say It dengan beberapa bonus track yang dirilis di label mereka, dan di sebarkan di Eropa dan Jepang, sampai pada tahun 2005 yang akhirnya album mereka di rilis di USA dibawah naungan Capital Records, 

Kesuksesan merekapun tidak hanya sampai ini, pada tahun 2007 mereka merupakan band pertama yang mengeluarkan video podcast di Italy secara berepisode yang di keluarkan 2 video dalam sebulan yang waktu itu disebut-sebut dengan Vanilla Sky Television, dan merekapun banyak mendapatkan tawaran dari perusahan musik hingga akhirnya mereka bergabung dengan major label Universal Records dan merilis debut album mereka di label ini satu bulan setelah mereka bergabung dengan Universal, merekapun akhirnya bermain di festival musk terbesar di Eropa di hadapan 40.000 penonton, bersama Fall Out Boy, Jimmy Eat World dan band-band besar lainnya,

Pada akhir musim panas merekapun mengeluarkan lagu cover dari Rihanna Umbrella yang sempat mejadi hit di Italy dan Eropa bahkan di dunia Vanilla Sky mendapat respon positif dimana Kerrang Magazine mendedikasikan music ringtone untuk lagu ini, yang lebih mengejutkan video ini menjadi char pertama yang paling banyak di putar di Brazil, dan mendapat ranking 64 video paling banyak di putar di dunia yang di upload di Youtube. dan menjadi top hit di MTV Pulse selama satu minggu penuh. yang videonya bisa dilihat di bawah ini.




Tentunya Vanilla Sky akan sangat di nantikan di Indonesia dan merupakan kabar mengembirakan bagi pendengar musik mereka khususnya di Indonesia, mereka tidak hanya akan menginjakkan kaki di Indonesia tetapi mereka juga menyiapkan South East Asia Tour untuk melengkapi perjalanan mereka. Band pun akan mengumumkan info lengkap tentang tour SE Asia mereka ini, dan pastikan untuk tetap memantau Press Of Gang karena kita akan memosting percakapan langsung dengan Vanilla Sky dalam waktu dekat ini.

sumber:  www.pressofgang.com

Marky Ramone Hanya Ingin Film Biopic Ramones Diproduksi Orang Terdekat

Nampaknya niatan Linda Ramone -istri kedua Johnny Ramone- untuk membuat film biopic tentang band mendiang suaminya akan mengamali sedikit hambatan. Pasalnya Marky Ramone tidak akan memberi izin pada siapapun selain orang terdekat Ramones untuk menggarap film tentang bandnya tersebut. Yang Marky takutkan ialah film tersebut tidak mampu mewakili realita yang dialami oleh Ramones. "Memang sudah banyak yang membicarakan tentang rencana pembuatan film ini. Tapi anggota keluarga personil Ramones seperti sepupunya, iparnya bahkan istrinya, mereka semua itu tidak selalu ada bersama kita. Kita tidak pernah mengijinkan pacar atau istri kami ikut tur Ramones, jadi bagaimana filmnya nanti bisa akurat?", ujar Marky Ramone yang dikutip dari Contactmusic.

Ia juga menambahkan, "Saya lebih suka jika film ini dibuat tentang cikal bakal Ramones terbentuk. Saya ingin melihat bagaimana mereka bisa mengawali karir di Forest Hill dan menciptakan sound unik khas Ramones."

Seperti yang diketahui, Linda memiliki keinginan untuk membuat film biopic tentang Ramones yang akan ia adaptasi dari buku biografi yang di tulis oleh mendingan suaminya.

 Jika film biopic ini berhasil diproduksi. Ini akan menjadi film ke delapan Ramones setelah Rock 'n' Roll High School, Lifestyles, We're Outta Here!, Around the World, End of the Century, Raw,dan It's Alive 1974–1996.

Kenali Romantisisme Emotive Hardcore Dalam Revolution Autumn

Skena Emotive hardcore di indonesia memang berangkat dari asupan 3rd wave emotive hardcore yang tak lepas dari popularity dan tentunya stereotype. Stereotype bahwa sound ini tak lebih dari trend hairstyle dan unnecessary whining. Tapi bangsa ini bukan bangsa yang terima begitu saja. Sound-sound pionir dari 90's midwest emo, DC revolution summer dan postrock-emo seperti slint dan appleseed cast juga menyebar secara perlahan di kalangan musisi bawah tanah Indonesia. Mungkin karena kemuakan atas eksploitasi gimmick maupun kebosanan sound yang seragam.

Emotive Hardcore ada atas kebosanan akan kekerasan tak berguna di moshpit. Ia menyelami sisi romantisisme dari sebuah agresifitas yang terus menderu. Ia tak serta merta hanya mengeksploitasi sisi soft dan rapuhnya manusia, namun ia mencoba menjalin benang merah antara ketidakadilan hidup, opresi dengan sentimentalitas. Emotive hardcore ada karena menyampaikan pesan bukan hanya teriak lantang dan protes, namun juga mengajak untuk introspeksi dan refleksi. Menjadi resah dan sensitif akan sesuatu yang salah di lingkungan sekitar dan menyampaikannya ke orang banyak.

Kompilasi ini muncul untuk menjawab tanda tanya apakah sound emotive Hardcore di indonesia hanya yang mampu dijual gimmicknya. Ini sebenarnya adalah sound yang merepresentasikan generasi band emotive Hardcore yang mementingkan ledakan emosi yang tidak dipaksakan.

Terima kasih untuk semua yang sudah membantu rilis nya kompilasi ini. kompilasi ini bukan bertujuan untuk mengkotak kotak kan sebuah genre musik. tujuan kompilasi ini sederhana saja, sebagai arsip penanda jaman bahwa di era ini ada sebuah skena emotive Hardcore atau 90's emo/ screamo atau skramz.

Suka atau tidak suka, skena musik ini ada, lekat dengan etika DIY hardcorepunk dan bukan sebagai sebuah bagian dari apa yang dulu pernah di populerkan oleh generasi MTV.

Band:
Senja Dalam Prosa
Sad Story on Sunday
A City Sorrow Built
LKTDOV
Amuk Redam
Reveur
Vague
Take This Life
Shorthand Phonetics
Woodcabin.
What the Sparrow Did to You
Gauth
Lights out
No love
Laora

Kurator:
Indra Menus & Akhmad Alfan Rahadi

Dirilis tape oleh:
Rizkan Records
Relamati Records

Dirilis cdr oleh:
Sailboat Records

Kaset Tape dirilis sebanyak 100 buah sementara CD sebanyak 50 buah.

Untuk pemesanan silahkan menghubungi
Rizkan Records (+62 8808 532 434)
Sailboat Records (+62 856 9216 5944)

Untuk Digital Download bisa dibuka setelah rilis di:
sailboatrecords.bandcamp.com

sumber:  lemarikota.blogspot.com

Mari Menulis Wikipedia Untuk Kita

Kadang kesel ga sih lu? Setiap kali mau tau informasi tentang band di Indonesia, akses data yang lu terima itu sedikit banget malah kadang tidak ada sama sekali. Hal tersebut terjadi, baik di band pop ataupun indie/ underground. Beruntungnya jika band tersebut rajin mengurus blog ataupun web-nya masing-masing, kalo ngga? Beruntungnya lagi jika ada media-media (baik magazine ataupun zine) yang sempat mengulas band tersebut, kalau ngga? Susah banget untuk mengetahui band yang menjadi favorit kita. Di Indonesia sendiri, pendokumentasian memang kurang, bahkan jika bisa dibilang tidak menjadi fokus utama. Bahkan coba lu lihat, lu search nama band/ artist mancanegara di google dengan rapih data-data: biografi, diskografi, dll nya ada semua. Dan wikipedia menjadi urutan teratas untuk itu. Beda banget dengan jika kita ingin mencari band/artist lokal. Akses datanya susah banget, man! Wikipedia kita sepi-sepi saja.
Nah, gue ada berita baik nih buat lo semua. Tanggal 17-18 Mei 2014 ada sebuah acara "Lokakarya Wikipedia" di UNPAR-Bandung. Acara apaan tuh? Belajar menulis Wikipedia, man! Acara yang di selenggarakan oleh Indonesian Netlabel Union (INU), Sindikat Sorge, dan Wikimedia Indonesia ini akan mengajarkan kita tentang: tata cara penulisan, marka dan kode-kode di wikipedia, kriteria referensi wikipedia, menulis artikel-artikel ensiklopedis, dan menulis wikipedia page untuk band/ netlabel/ proyek musik Indonesia. Keren ga tuh? Yang lebih kerennya lagi, acaranya gratis.

"Lokakarya Wikipedia bertujuan untuk memperbanyak wikipedia page untuk band, netlabel, dan proyek musik Indonesia," ungkap Tinta, salah satu orang dari INU.

Acara "Lokakarya Wikipedia" ini adalah salah satu rangkaian pra-event Indonesian Netaudio Festival 2014 (#INF2). INF 2 rencananya akan digelar di Bandung bulan November 2014 dengan Sorge sebagai host organisation.

Kalau lu berminat, lu langsung email aja nih orangnya di anithasilvia@gmail.com.


sumber: lemarikota.blogspot.com

Watch Out! Jakarta Music Scene is a Zombie!

This is my old writings in bahasa back from 2009. It’s about the music scene condition which is very far from ideal and conducive. Now, in 2012, unfortunately this essay somehow is still relevant. We still need improvement and education to make the scene more ideal and better.


Tulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan, menyalahkan, menilai/men-judge suatu individu atau suatu pihak. Tulisan ini hanya bertujuan untuk mengajak berpikir dan introspeksi kembali tentang keadaan scene music di Jakarta, agar tercapainya kembali suatu kondisi ideal. Penulis juga berpendapat dengan landasan asumsi-asumsi dari apa yang dilihat dan dirasakan. Tulisan ini adalah tulisan PRIBADI, tidak mewakili siapapun, isi dari tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab pribadi penulis.
Scene Jakarta (punk/emo/metal/hardcore/etc) medio awal 2000-2007, adalah scene yang menurut saya ideal. Entah mengapa gig di jaman itu lebih menyenangkan, entah sebagai penonton atau sebagai pemain band yang tampil. 2 - 2 nya punya keasyikannya sendiri-sendiri. Saya pun dibilang sering juga tidak terlalu sering datang ke gigs, tapi sekalinya dateng, wuih, SERU! Jaman dimana tempatnya di Rouge kemang, Nirvana maharaja, Bulungan, atau acara fest yg benar-benar fest macam Goodfest II di Wizard taman ria. Line-up pun tidak sembarangan, sedikit tapi sangat berbobot. Ada acara launching distro kalau tidak salah, dengan lineup : 7 deadly sins, stepforward, seringai, perfect minors, dan KBB. Atau lineup goodfest seperti : straightout, straight answer, thinking straight, kuro, fall, KBB, nostoc. Saya yang menonton pun puas dan tidak merasa rugi sepeser pun membayar HTM 15-20 ribu. Perjalanan pulang pun masih membahas bersama teman2 seputar band-band yang tadi tampil.
Namun sekarang, scene medio 2007-sekarang mulai memasuki kondisi yang tidak ideal dan tidak sehat, setidaknya menurut saya. Scene di jakarta boleh saya katakan selayaknya ‘zombie’. Berjalan tapi tak bernyawa. Hidup tapi mati.
Keadaan scene Jakarta
Kenapa saya berani mengatakan demikian? Saya gambarkan sedikit keadaan scene di Jakarta tercinta. Setidaknya ada 3-4 titik di bilangan Jakarta yang relatif tidak terlalu jauh, digunakan sebagai venue untuk gig setiap minggunya. Mari kita berhitung sedikit dengan beberapa asumsi.
Asumsi 1 : dalam satu minggu, hari jum’at, sabtu dan minggu selalu diadakan acara gig. Asumsi 2 : dalam satu hari terdapat 3 acara di tiga tempat berbeda. Asumsi 3 : dalam satu acara terdapat kurang lebih 30-40 band yang tampil
Jumlah band yang tampil per minggu : 3 hari x 3 tempat x 30-40 band = 270 - 360 band per minggu!
Tentu saja ada beberapa band yang bermain beberapa kali dalam seminggu, atau bahkan sehari. Itu sangat wajar, namun jumlah penampilan antara 270-360 band per minggu? Penonton mana yang tahan untuk melihat penampilan sebanyak itu? Jumlah band dalam satu acara kolektif mungkin tidak jauh dari jumlah band dalam satu hari acara-acara festival seperti bamboozle, warped tour, reading festival atau ozzfest. Dengan kuantitas seperti itu, wajar kalau acara/gig sepi penonton.
Membahas kuantitas berarti perlu juga membahas kualitas. Bagaimana dengan kualitasnya? Kira-kira begini keadaan umum acara-acara di Jakarta : Rundown sekedar formalitas, sound system dengan ampli jebol dan cymbal retak yang dipangkas sampai setengah, venue yang sempit penuh asap rokok dan pendingin ruangan yang tidak terasa ‘tiupan’-nya, band-band seumur jagung sudah bergaya bak rockstar internasional walau gitar & vokalisnya sama2 belum di-tune, penonton yang duduk-duduk saja karena sebenarnya mereka juga pemain band yang menunggu giliran tampil, publikasi dengan ejaan inggris yang salah (it’s ‘coming soon’ not ‘cooming soon’ or ‘comming soon’) dan disain tulisan untuk poster menggunakan WordArt-nya Microsoft Word. Toilet? Yang jelas saya tidak akan pup di toilet yang disediakan.
Lalu bagaimana dengan penonton yang murni ingin menonton? Selain beberapa kondisi yang disebutkan sebelumnya, mental penonton pun banyak yang salah. Namun mereka tetap tidak bisa disalahkan. Lho kok bgitu? Penonton biasanya hanya ingin menonton 1-2 band saja(mungkin band pacar/band teman). Sebelum atau setelah band tersebut tampil, penonton biasanya hanya ‘nongkrong’ di luar venue. Kenapa tidak menunggu di dalam saja? Bacalah kembali paragraf sebelumnya.
Tentu saja pemaparan diatas bukanlah gambaran ‘seluruh’ acara/gig di Jakarta, tetap ada juga acara yang tetap baik dari segi konsep dan penyelenggaraaannya. Namun pemaparan di atas adalah gambaran kondisi acara scene di Jakarta pada umumnya.
Mengapa bisa begini?
Keadaan seperti yang saya sebutkan diatas dapat terjadi karena beberapa alasan. Membuat gig atau venue bisa dikategorikan mudah. Tanpa merendahkan kemampuan anak SMP, namun anak SMP pun sekarang bisa membuat gig. Cukup dengan banderol 3-5 juta rupiah kita sudah dapat membuat acara dengan kualitas ‘seadanya’. Cara mudah untuk mendapatkan uang sebesar 3 juta? Inilah peran ‘band kolektifan’. Cari saja 10-15 band baru di myspace, tanpa perlu mendengarkan materinya dan membaca profile-nya, comment/message band tersebut dengan pamflet-pamflet “need more collective band for @Rp. 150.000”. Voila! 1.500.000-2.250.000 terkumpul. Untuk menutupi budget sisanya diharapkan dari ticketing, anggap 50 penonton membayar banderol Rp 15.000 maka anda akan mendapatkan 750.000 lagi.
Lalu mengapa banyak sekali band-band yang ingin sekali tampil hanya untuk 1-3 lagu sampai-sampai rela merogoh kocek 150.000? Pertanyaan ini justru belum bisa saya jawab. Yang jelas demand akan band yang ingin tampil masih banyak, sehingga pembuat acara pun tetap bisa ‘menggunakan’ mereka untuk menambal budget.
Perijinan juga relatif mudah karena sudah sepaket dengan venue. Mungkin ‘keuntungan’ inilah yang bisa membuat iri rekan-rekan kita yang berada di Bandung. Mereka mati-matian untuk mendapatkannya karena kekhawatiran berlebih pihak-pihak berwajib yang ‘trauma’. Perbedaan yang memprihatinkan padahal jarak ke-2 kota ini tidak bisa dibilang jauh.
Solusi
Saya akan memaparkan solusi-solusi yang terlintas, entah bisa diwujudkan entah tidak. Entah etis, entah tidak.

- Jadilah band yang pintar!

Mengapa band masih mau ikut kolektifan? Kalau saya timbang-timbang lebih banyak rugi daripada untung. Nasib ‘band kolektifan’ kalau boleh dibilang sangatlah naas. Pertama mereka membayar dengan uang sendiri untuk tampil di suatu acara. Kedua, mereka bermain di awal dari jam 12an - 4an. Ketiga, belum tentu ‘ada’ penonton. Keempat, mereka mungkin hanya bisa memainkan 2-3 lagu saja, bahkan bila situasi benar-benar gawat bisa-bisa mereka hanya boleh memainkan ‘satu lagu saja’.
Menurut saya pribadi daripada ikut kolektifan di suatu acara, lebih baik kumpulkan uang sedikit lagi untuk tracking di studio. Itu jauh lebih produktif dengan menghasilkan karya representatif bagi band tersebut. Daripada sekedar bermain 2-3 lagu yang ditonton segelintir panitia. Persiapkan materi matang-matang, buat rekaman dengan kualitas yang baik, sebarkan dulu ke teman/komunitas terdekat. Bila sambutannya saja sudah buruk, lebih baik ulang dari tahap ‘Persiapkan materi matang-matang’, dst.

- Venue Owner harus pelit!

Naikkan harga sewa! Terdengar ekstrim tapi pasti akan efektif untuk menekan jumlah acara. Saya rasa harga sewa akan berbanding terbalik dengan jumlah acara, namun berbanding lurus dengan kualitas venue. Contohnya, diharapkan bila harga sewa naik 2x lipat maka jumlah acara akan 2x lebih sedikit, tapi AC-nya 2x lebih dingin, toilet 2x lebih bersih, sound system 2x lebih bagus, dst.

- Pembuat acara menekan jumlah band yg tampil

Mohon pikirkan kembali konsep acara. Pikirkan kembali penonton, saya rasa g akan ada penonton yang betah dari jam 12 siang sampai jam 11 malam konstan menonton seluruh band yang tampil. Jangan sekedar menambah2kan band kolektif untuk menutupi uang sewa, pertimbangkan pula materi dan kualitas band-band yang tampil. Sound system juga jangan yang sekedarnya, paling tidak ampli gitar/bas tidak jebol, lalu cymbal utuh, posisi drum mudah untuk di setting, monitor terdengar jelas. Dengan begitu penonton serta band pasti sama-sama bisa bersenang-senang.

- (tidak) Tepuk tangan!

Untuk penonton, jadilah penonton yang jujur. Tepuk tangan kalau bagus, tidak usah tepuk tangan kalau ‘tidak bagus’. Kenapa? Banyak band yang belum tau cara menyetem gitar dan vokalnya yang pas-pasan (baca: fales), diapreasiasi lebih dari yang seharusnya. Anggap saja saya sedikit iri, tapi itu tidaklah tepat. Diharapkan dengan tidak didukungnya band-band yang bermain ‘tidak bagus’ maka jumlahnya pun dapat ditekan. Tidak menutup kemungkinan band yang dulunya kurang bagus setelah di ‘shock therapy’, di kemudian hari menjadi sangat amat bagus. Who knows?

- Scene Watch Comitee (SWC)

Mungkin ini solusi paling ekstrim, paling gila, paling tidak etis, paling tidak bisa direalisasikan tapi mungkin paling efektif. Bangunlah sebuah organisasi pengawas scene dimana berisikan scenester2 per daerah, dimana mereka akan mengatur jadwal gig. Sehingga, dalam satu minggu, acara hanya akan ada 1-2 di Jakarta. Dengan begini massa akan terkumpul & terpusat untuk suatu gig. Tentu saja tempat dan jumlah band juga diawasi sehingga penonton dapat bisa enjoy menikmati SELURUH RANGKAIAN ACARA. Akibatnya band tidak bisa tampil sering-sering, namun efek ke penonton bisa jadi baik. Penonton akan punya rasa penasaran bagaimana performance dari suatu band, sehingga punya efek sebagai ‘Band yang ditunggu-tunggu’. Band yang tampil pun tidak akan itu-itu saja tiap minggu sehingga penonton tidak akan merasa bosan karena melihat band yang selalu beda.
Fiuh, i’m done with my points. Panjang banget ya? Syukur deh klo udah baca sampe sini :D Smoga tidak ada yg tersinggung, bila memang ada saya memohon maaf. Namun mari sejenak kita berpikir kembali, mari kita berdiskusi dengan kepala dingin. Mari kita berwacana dan berusaha untuk mengembalikan kondisi scene menjadi nyaman bagi band serta penonton… For a better scene!

sumber: Fransiskus Ernes dan teman-teman yang saya interview

Undang-undang Ketenagakerjaan dengan Usia Dibawah Umur

Penjelasan Ketenagakerjaan
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja yang tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur di batas usia kerja,batas usia kerja yang di anut oleh indonesia  minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Batas usia kerja versi Bank Dunia 15 hingga 64 tahun.
Tenaga kerja (manpower) dipilah kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja(labor force) dan bukan angkatan kerja.Angkatan kerja Ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja,dan yang mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja (bukan termasuk angkatan kerja) ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan.
Angkatan kerja dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan penganggur. Yang dimaksut dengan pekerja ialah orang yang mempunyai pekerjaan,mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan(saat di sensus atau disurvai) memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan tidak bekerja. Penganggur ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan. Penganggur semacam ini oleh bps dinyatakan sebagai pengangguran terbuka

Angkatan kerja indonesia

Sekitar tiga perempat penduduk indonesia termasuk dalam batas usia kerja. Seperempat penduduk tidak tergolong Sebagai tenaga kerja karena belum berumur 10 tahun. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60 persen. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan jumlah penduduk secara keseluruhan. Hal itu disebabkan karena struktur penduduk kita menurut komposisi umur,hingga saat ini masih di dominasi penduduk usia muda.

Pekerjaan dan tingkat upah

Sebaran pekerjaan  angkatan kerja dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu didasarkan (1) lapangan pekerjaan; (2) status pekerjaan; (3) jenis pekerjaan. Sebaran menurut status pekerjaan menjelaskan kedudukan pekerja didalam pekerjaan yang dimiliki atau dilakukanya.
1.      Lapangan, Status dan jenis pekerjaan
            Lapangan pekerjaan utama bagi rakyat indonesia masih sektor pertanian. Sampai tahun 1994, separuh dari jumlah pekerja menyandarkan pada sektor pertanian sebagai sumber nafkah utama. Sektor perdagangan dan sektor jasa menempati kedudukan kedua dan ketiga masing-masing menyerap 15,79 dan 13,34 persen pekerja. Ditinjau menurut ststus dari pekerjaan utama yang dilakukan, hampir sepertiga angkatan kerja yang bekerja berstatus sebagai buruh,kariawan atau pegawai.
2.      Jam kerja
            Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia it mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang memadai. Seorang dikatakan bekerja penuh (full employed) apabila jumlah jam kerjanya mencapai setidak-tidaknya 35 jam dalam seminggu. Kriteria ini menurut konsep bekerja minimal 1 jam berturut-turut. Di daerah pedesaan jumlah jam kerja yang paling banyak dijalani para pekerja adalah antara 35 hingga 44 jam perminggu. seperempat pekerja di desa bekerja dalam rentan waktu ini. Sedangkan di daerah perkotaan jumlah jam kerja terbanyak dijalani adalah antara 45 hingga 59 jam perminggu.
3.      Tingkat upah
            Upah tertinggi bagi pekerja yang berstatus karyawan atau buruh adalah di sektor pertambangan. Di dalam sektor industri pengolahan sendiri, perbedaan upah antar subsektor cukup tajam. Tingkat upah para pekerja di indonesia khususnya pekerja rendahan atau buruh kasar sangat rendah. Hal bisa di ukur dengan membandingkanya terhadap kebutuhan fisik minimum.

Klasifikasi Tenaga Kerja
1.      Berdasarkan penduduknya
a.      Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b.      Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
2.      Berdasarkan batas kerja
a.      Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b.      Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
1.      anak sekolah dan mahasiswa
2.      para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
3.      para pengangguran sukarela
3.      Berdasarkan kualitasnya
a.        Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b.        Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
c.         Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
  1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
  1. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

  1. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

4.      Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.

Peran Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan
1.       Menyusun dan memonitor pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan
Pemerintah melalui Dapertemen Tenaga dan lembaga-lembaga terkait lainnya mengeluakan undang-undang, keputusan,dan regulasi-regulasi lainnya untuk mengatur ketenagakerjaan di Indonesia.
Dibawah ini adalah contoh beberapa undang-undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan:
a.  UU No.13 Tahun 2003        :Ketenagakerjaan.
b.  UU No.21 Tahun 1999        :Diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.
c.  UU No.20 Tahun 1999         :Usia minimum untuk diperbolehkan bekerja
d.  UU No.1 Tahun 1970           :Keselamatan Kerja.
2.      Meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja
Untuk meningkatkan kualitas dari produktifitas tenega kerja,pemerintah memberika program-program pendidikan dan pelatihan seperti sbb:
a.       Mendirikan dan mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan yang mendukung dunia kerja
b.      Menyelenggarakan peltihan untuk pencari kerja.
c.        Menyelenggarakan pelatian manajemen didaerah.
d.      Menyelenggarkan pelatihan pemagangan.
e.    meningkatkan prasarana pelatihan untuk pencari kerja dan pegawai pengawas  ketenga kerjaan.
3.      Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja dalam negeri
Untuk mencapai tujuan pemerintah menyelenggarakan program transmigrasi, dan program-program seperti berikut ini:
a. Mendorong dan memfasilitasi penciptaan wira usaha baru.
b. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga Naional dan Internasional.
c. Melaksanakan pelatihan ketrampilan seperti pelatihan magang, teknisi pelatihan untuk angkatan kerja kusus seperti penyandang cacat dan lanjut usia
4.      Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja luar negeri
Penyaluran Tenga Kerja Indonesia (TKI) keluar negri merupakan salah satu cara menekan pengangguran, sekligus menjdi salah satu sumber perolehan Devisa negara. Berbagai langkah dilakukan untuk menunjang program pengiriman TKI adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan mensosialisasikan peraturan perundangan yang terkait dengan program pengirim TKI.
b. Menegakkan peraturan dan memberikan sanksi bagi para pihak melanggar peraturan.
c. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan terhadap para TKI.
5.      Perlindungan tenaga kerja
Program yang dilaksanakan pemerintah untuk melindungi tenag kerja adalah : 
a. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan ketenaga kerjaan di seluruh Indonesia.
b. Mensosialisasikan standar pengupahan.
6.      Membina industri dalam negeri dan internasional
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk membina hubungan industrual adalah sbb :
a. Menyempurnakan Undang-Undang dan petunjuk ketenaga kerjaan dan mensosialisasikan kepada pelaku industri.
b. Mengembangkan serikat pekerja dan pengusaha.
c. Membantu penyelesaian perselisihan antara buruh dan pihak manajemen.
7.      Memonitoring pelaksanaan ketenagakerjaan
Langkah-langkah yang diambil pemerinta adalah:
a.Menyelenggarakan pelatihan pegawai pengawas ketenagakerjaan.
b.Melakukan indonesia dengan berbagai piak untuk mendeteksi pelanggaran ketenagakerjaan

sumber: http://youcanseemine.blogspot.com/2013/04/ketenagakerjaan.html